07 April 2009

Nasib Joki 3 in 1



Ada satu profesi yang unik di jakarta. joki 3-in-1. Profesi ini tidak dapat ditemui di tempat lain di seluruh dunia, karena sampai saat ini peraturan 3 in 1 ini hanya ada di kota Jakarta, di sepanjang jalan sudirman, jalan thamrin dan sebagian jalan gatot subroto.peraturan 3-in-1 adalah keharusan bagi kendaraan pribadi beroda empat atau lebih untuk mengangkut minimal 3 orang (termasuk pengemudinya) pada waktu tertentu di jalur – jalur protokol. Berkat adanya peraturan ini banyak joki-joki yang menawarkan jasa agar kendaraan pribadi tidak ditilang saat melintasi jalur 3-in-1.Pekerjaan ini hanya bisa dilakukan pada saat-saat tertentu. pagi dari jam 7 sampai jam 10. dan sore dari jam 4 sampai jam 7 malam. hari senin sampai jumatRabu 12 Sept 2007, pukul 8 pagi.
Saya berangkat ke kampus yang terletak di Sudirman Park, tetapi saya hanya berdua dgn supir. Sementara saya harus melewati jalan Sudirman pada saat jam 3 in 1 berlaku yaitu pada pukul 8 pagi. Oleh karena itu, saya membutuhkan joki untuk melewatinya. Saya pun memilih salah satu ibu yang berdiri dipinggir jalan sambil mengacungkan jarinya. Lalu, mobil saya pun menepi dan ibu itu masuk kedalam mobil saya.Ditengah perjalanan kami mulai berbincang-bincang. Ibu yang bernama Ipah ini berasal dari Pekalongan dan ternyata sudah 6 bulan bekerja sebagai joki di daerah Farmasi, Cawang.Dia mengaku mempunyai seorang anak yang menjadi tanggung jawabnya sebagai single parents. Karena alasan itulah, ia berusaha mencukupi nafkahnya dengan bekerja sebagai joki disamping menjadi pembantu rumah tangga. Ibu Ipah memulai pekerjaanya sebagai joki pada pk 06.30 – pk 10.00 pada pagi hari. Setelah itu ia biasa langsung meanjutkan pekerjaannya yang lain sebagai pembantu rumah tangga di salah satu rumah di kawasan Benhil. Saya pun semakin tertarik untuk mendengarkan cerita ibu Ipah lebih lanjut. Rasa penasaran ini mendorong saya untuk terus bertanya. “ Klo boleh tau, berapa pendapatan ibu sehari? Apakah itu cukup? “. Ia menjawab, bahwa minimal dalam sehari ia mendapatkan Rp.30.000,-. Itupun belum cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.Ibu Ipah mengaku sangat bergantung pada pekerjaannya sebagai joki ini. Ia tidak punya pilihan lain yang bisa dijalani dengan prestasi pendidikannya yang hanya tamatan SMP.Terkadang ia harus menghadapi Satpol PP yang mengadakan razia 1 bulan 2 kali, bahkan untuk menghindarinya sampai harus berlari-larian. “ Alhamdulillah neng, saya mah belum pernah ditangkep ama polisi. Klo sampe kena kita bisa ditahan di kantor polisi Kedoya.” Ucap ibu Ipah.Ibu Ipah juga bercerita, kalau polisi, bahkan jika ada pengendara mobil menaikkan joki di depan hidung si polisi, polisi tadi tidak menindak. Tapi Kamtib ini malah pernah menggebuki joki sampai mati. Selain itu, ia juga pernah bertemu pelanggan yang tidak sopan. “Ya namanya juga laki-laki neng, saya mah klo ngadepin orang kaya gitu sih langsung minta turun aja, apa nggak saya coba untuk berontak.”. Ujar ibu Ipah sambil menggerutu.Walaupun ia harus menghadapi resiko seperti itu, ia mengaku senang menjadi joki 3in1 karena ia bisa langsung mendapatkan uang dan mempunyai banyak teman sesama joki.
Sama halnya dengan nasib Riko (13). Ia telah menekuni pekerjaan sebagai joki ini selama 1 tahun lebih didaerah JL Diponegoro Menteng, karena tidak mempunyai pekerjaan lainnya.“Mak Bapak saya tidak punya cukup uang untuk menyekolahkan lagi,” ujar Riko. Ia tak begitu bersemangat bercerita tentang orang tuanya.Berita tentang banyaknya joki yang terkena razia juga sempat membuat Riko menjadi ketakutan dan mengurungkan tekadnya untuk bekerja tetapi setelah dijalani ternyata tidak separah itu. Walaupun satpol PP sempat membuat Riko berlari-larian menghindarinya tapi ia sangat menikmatinya. Bagi Riko, menjadi seorang joki dapat membantu keluarganya. Ayahnya yang sudah wafat 2 tahun lalu meninggalkan ibu Riko dan dirinya. Mereka harus berjuang dalam memenuhi kehidupannya sehari-hari. “Kadang-kadang saya malah tidak mendapat uang sama sekali,” ujar Riko dengan nada pesimis. Ia tidak bisa menyalahkan siapa-siapa atas keadaannya saat ini. Ia mengaku ikhlas menerima jalan hidupnya. Selain menjadi joki, Riko juga mengaku sering diajak oleh teman – temannya untuk mengamen di bis kota. Biarpun tidak menghasilkan uang sebanyak seperti menjadi joki tapi Riko senang dapat meluangkan waktu bersama dengan teman – temannya.Umumnya para joki senang menjalani pekerjaannya karena langsung mendapat uang untuk kegiatan hari itu dan juga tidak menghabiskan banyak energi. Mereka hanya berdiri di pinggir jalan raya lalu mengadahkan jari telunjuknya untuk memberikan tanda bahwa mereka memberikan jasa sebagai joki.Jam kerja menjadi joki tidak terlalu menuntut. Biasanya joki berada pada jam – jam dimana 3 in 1 sedang berlaku, yaitu pada pagi hari pk 06.30 – pk 10.00 lalu pada sore hari pk 16.30 – pk 19.00.
Pada saat bulan ramadhan seperti ini joki tetap menjalani pekerjaannya seperti biasa, tetapi tetap terlihat sedikit perubahan di sekitar jalan – jalan protokol. Joki yang ada sedikit berkurang, tidak sebanyak seperti hari biasa.Riko mengaku bahwa pada bulan puasa ini, mungkin lebih banyak orang yang ingin beramal dengan memberikan uang lebih pada joki yang disewanya. “Ya lebih seribu dua ribu ada, lumayan untuk buka puasa,” ujar Riko sumringah. Meskipun telah ada peraturan mengenai pekerjaan sebagai joki ini tetapi masih banyak mereka yang bekerja didalamnya. Selain itu juga, karena permintaan masyarakat yang tinggi terhadap joki menyebabkan semakin maraknya jasa joki di ibukota. Bukan hanya orang dewasa tetapi banyak anak – anak kecil yang sudah menjalani pekerjaan ini.Pekerjaan sebagai joki ini memang menggiurkan, mendapat uang di hari yang sama yang berkisar Rp20 ribu sampai Rp30 ribu sangat diminati oleh mereka yang memerlukannya. Dengan hanya merogoh kocek 7 ribu untuk jarak dekat dan 15 ribu untuk jarak jauh, para pengendara dapat dengan mudah melewati jalan 3 in 1.
Pemerintah menindak tegasDengan adanya kawasan 3 in 1, Gubernur Sutiyoso dan jajarannya akan mengambil alih pinggir jalanan tempat para joki 3 in 1 biasanya mencari konsumen. "Tempat joki akan kita duduki," tegas Sutiyoso. Kapolri waktu itu, Letjen (Pol) Drs Banurusman menjawab pertanyaan dua anggota DPR-RI ini mengatakan, kebijakan three in one masih terus dievaluasi. "Sampai saat ini belum ada laporan penjual jasa (joki) terlibat kriminal," kata Banurusman, yang mengisyaratkan kebijakan KPP Kawasan 3in1 tetap dilanjutkan. Meskipun peraturan three in one diberlakukan, tapi tetap tidak mengurangi kemacetan lalu lintas di jalan Sudirman, Jalan Thamrin maupun Jalan Gatot Subroto. Dengan adanya pemaparan – pemaparan ini maka jasa joki pasti akan semakin diminati oleh para pengendara di Jakarta, khususnya yang melewati kawasan 3 in 1.Tidak heran jika kita melihat banyak joki yang menawarkan jasanya di sekitar pintu masuk kawasan 3 in 1 tersebut. Kebanyakan dari joki tersebut adalah orang dewasa dan juga anak – anak. Menurut KH Syamsuri, kebijakan Kawasan 3 in 1 mengundang anak-anak untuk bolos sekolah dan mencari uang dengan cara menjadi joki.Sepertinya hal itu bertentangan dengan jalan hidup Riko, yang memang sudah tidak mampu bersekolah lalu memutuskan untuk bekerja menjadi joki untuk membantu ibunya.Namun, untuk mengantisipasi terjadinya hal – hal menyimpang seperti bolos sekolah tersebut, memang seharusnya anak – anak tidak ikut bekerja sebagai joki seperti Riko. Rusdy Thahir SH dari F-KP di forum rapat kerja DPR tahun 1993 mempertanyakan, tidak adanya sanksi terhadap joki-joki penawar jasa, juga tak ada sanksi terhadap pengemudi yang membawa joki.Hal inilah yang saya pertanyakan pada Ibu Ipah. “Yah, kalau ada hukumannya juga paling hanya di kejar – kejar satpol PP,” sahut Ibu Ipah dengan tersenyum - senyum.
Pilihan hidup bagi mereka menjadi joki sudahlah menjadi pilihan hidupnya. Mereka harus mempunyai uang untuk melanjutkan hidupnya. Mungkin para joki ini tidak berfikir panjang tentang akibat yang mereka bisa dapatkan dari pekerjaan ini, mereka hanya ingin menjalani hidup sesuai dengan apa yang dapat mereka lakukan. “Yang penting bisa makan dan beli susu anak,” ujar Ibu Ipah memelas. Mendengar pemeparannya itu membuat hati kita pilu dan bertanya –tanya, apakah seorang joki harus diperlakukan tidak adil? Bahkan dipukuli sampai mati.Demikian juga Riko, mungkin ia memang belum seharusnya bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi ketika kehidupan memaksa kita untuk lebih keras menitinya maka pekerjaan apapun, yang halal, pasti terfikir untuk dilakukan. Selama joki tadi tidak merugikan orang lain (misalkan membuat jalanan macet, huru-hara, dsb) maka mengapa mereka harus di usir? Mereka juga melakukan kegiatan yang positif. Selain itu, Pengendara mobil yang mengambil joki, seharusnya sudah siap dengan resiko yang terjadi dengan mengambil joki, (misalkan dirampok, dsb). Karena itu adalah keinginan si pengendara mobil maka pengendara mobil juga harus berhati-hati dengan itu.Ketika ditanya mengenai perasaannya selama menjadi joki, Ibu Ipah dan Riko mempunyai jawaban yang sama. Mereka mengaku senang dengan pekerjaan ini dan tidak ingin melepaskan pekerjaannya.

Investigasi TPU di Karet Bivak, Jakarta

Ketua Yayasan Bakti Budi Luhur yang juga Pimpinan peran serta masyarakat di TPU Karet , Bpk.Abdurahman Mujakir mengungkapkan, biaya yang tertulis untuk pemakaman kelas AA1 memang Rp 100.000,- tetapi pada pelaksanaannya bisa mencapai jutaan rupiah. Pada TPU eksis yang berada di Jakarta, untuk blok petak makam baru, biaya yang berlaku tertulis berkisar dari tidak membayar hingga Rp 100.000,-. Pada kenyataannya biaya yang harus dikeluarkan pihak keluarga pada saat salah seorang keluarganya wafat sangatlah besar. Belum lagi ditambah biaya menyewa tenda, kursi, dll. Bpk.Mujikir juga mengatakan bahwa kegiatan pemakaman yang terjadi di kebanyakan TPU memang ada yang mengatur. Mandor dari atas yang memberikan perintah untuk menaikan harga sedemikian rupa sehingga harga yang tadinya hanya Rp 100 ribu menjadi Rp 3 juta dengan rincian Rp 600 ribu untuk tanah, Rp 600 ribu untuk penyewaan tenda,kursi dll Rp 400 ribu untuk biaya penggalian tanah, dan sisanya diberikan kepada kantor (?). KPP atau peran serta masyarakat disini yang berperan sebagai penggali dan pemelihara memang diharuskan untuk menuruti apa yang diperintahkan oleh mandornya. Ia juga mengungkap bahwa banyak juga para ahli waris yang tidak terima dengan banyaknya denda yang dikenakan kepada pihak keluarga jika telat membayar biaya pemeliharaan kubur. Jika seharusnya mereka membayar Rp 150 ribu karena telat mereka jadi harus membayar Rp 600 ribu. Bagi Bpk Mujikir, apa yang terjadi di lokasi pemakaman sangatlah berbeda dengan apa yang tertulis. “Disini banyak koruptornya” ungkapnya. Dilain pihak, Bpk Sugiharto yang adalah Ketua pelaksana pemakaman yang bekerja di kantor TPU Karet Jakarta Pusat ini mengungkapkan hal yang berbeda, Ia mengatakan, prosedur di TPU – TPU Jakarta sangat jelas dan merinci. Ia juga menjelaskan bahwa di TPU Karet ini selain PNS (Pegawai Negeri Sipil) ada juga peran masyarakat yang membantu berjalannya kegiatan pemakaman disini. “Mereka kadang tidak menjalankan prosedur yang benar, kadang suka melebihkan biaya galian untuk hidup” jelasnya. Mengenai fasilitas yang ada, Bpk Sugiharto menjelaskan bahwa tidak ada fasilitas – fasilitas yang berlebihan di TPU ini, semua sama. Hanya saja terdapat kelas yang berbada tiap lokasinya. Untuk warga yang mampu maka ada kelas AA1 yang bertempat di depan dan berharga Rp 100 ribu, sedangkan untuk warga yang kurang mampu juga disediakan kelas A3 yang gratis dan berada di lokasi paling belakang dari pemakaman. Sama halnya dengan biaya pemeliharaan dan perpanjangan. Biarpun telah diatur dalam Perda No 2 thn 1992, tetapi dalam pelaksanaannya biaya yang harus dikeluarkan pihak ahli waris memang tidak sesuai. “Ya kalau untuk pemeliharan seikhlasnya saja, bagaimana silahturahminya saja,” ucap Bpk Sugiharto ketika ditanya mengenai jumlah biaya pemeliharaan. Makam tumpang

Bpk.Sugiharto menjelaskan bahwa TPU yang berada di Jakarta ini kebanyakan adalah TPU eksis yang adalah TPU yang sudah sangat lama berdiri dan sudah sangat penuh lahannya. Tetapi memang ada juga yang masih mampunyai lahan yang luas. Untuk itu, TPU – TPU yang memang sudah penuh dan tidak mempunyai lahan lagi diberikan kewenangan untuk membongkar makam yang sudah lama ada dengan berbagai syarat dan ketentuan. Pada kenyataannya banyak pihak ahli waris yang komplain karena harus membayar lebih besar dari yang tertulis dengan alasan denda yang tidak jelas perhitungannya dan makam mereka juga seenaknya di bongkar.

Nurlaila (36) adalah salah seorang ahli waris. Ia sering berurusan dengan kantor pemakaman TPU Karet untuk membayar biaya tahunan, perpanjangan dan juga sekedar berziarah dan memberikan uang santunan pada masyarakat yang bekerja dilokasi. Nurlaila mengatakan bahwa benar adanya permainan di kalangan PNS yang bekerja di kantor. Ia pernah diminta untuk membayar denda karena hanya terlambat 1 bulan sebesar Rp 300 ribu. Jumlah itu sangat tidak sebanding dengan biaya yang seharusnya di bayar yang hanya berkisar Rp 150 ribu saja. Untuk hal ini ia sangat menyesalkannya. “Untuk orang yang sudah meninggal kok masih di korupsi” ucapnya. Ia juga mempunyai pengalaman dimana makan kedua orang tuanya nyaris dibongkar oleh petugas. Alasan yang tidak jelas membuatnya naik pitam dan hendak melaporkannya kepada pihak kepolisian. “Saya selalu membayar biaya perpanjangan tepat waktu dan juga biaya pemeliharaan tetapi karena sekali saja terlambat , makam kedua orangtua saya hendak dibongkar tanpa ijin,” ungkapnya dengan berapi-api.
Mengenai makam tumpang ini Bpk.Sugiharto menjelaskan bahwa hal ini diatur juga dalam Perda no 2 thn 1992. Didalamnya tertulis jika makam sudah lewat 3 tahun maka diijinkan untuk dibongkar, tetapi bisa diperpanjang yaitu jika sudah 3 tahun 3 bulan lewat 1 hari. Untuk pemakaman tumpang dapat dilakukan untuk sesama keluarga ataupun untuk orang lain jika pihak keluarga sebelumnya bersedia.Tetapi jika pihak keluarga sebelumnya tidak membayar perpanjangan makam sampai 3 periode yaitu 9 thn maka dengan sangat menyesal ahli waris tidak boleh menyalahkan jika makam keluarganya dibongkar. Selain itu untuk pihak keluarga yang baru ingin memakamkan salah seorang keluarganya juga harus membayar biaya sebesar 25 persen. Pemda sendiri sebenarnya juga sudah mempunyai ketetapan untuk memperbolehkan makam tumpang untuk sesama keluarga, tetapi kejadian di lokasi berbeda dengan apa yang ditentukan. Karena lahan yang ada sudah tidak cukup lagi maka segala cara pun dilakukan untuk mendapat keuntungan, bahkan tidak jarang terdapat makam gendong, yaitu makam yang berada diantara 2 makam yang telah lama ada. Pada TPU Karet sendiri umumnya sudah membuat 2 kali galian pada tanah makam. Upah galian untuk para pekerja Rp 200 ribu. Dari berbagai hal ini, para ahli waris dan pihak keluargapun menjadi resah. Pihak keluarga yang hendak menguburkan salah seorang anggota keluarganyapun menjadi susah untuk menjalani prosedur yang ada.

Entah apa yang terjadi di Jakarta pada 20 tahun mendatang.

Lets do together :)

These are some great advices for me.
Better you take your seat, read carefully and do it!:)


Health:
1. Drink plenty of water.

2. Eat breakfast like a king, lunch like a prince and dinner like a beggar.

3. Live with the 3 E's -- Energy, Enthusiasm, and Empathy.

4. Play more games.
5. Sleep for 8 hours/day.
6. Try to be a positive thinker.
7. Take a 10-30 minutes walk or jogging every day! while you walk, smile.
8. Play with your pet.





Personality:
1. Don't compare your life to others'. You have no idea what their journey is all about.
2. Don't waste your precious energy on gossip.
3. Dream more while you are awake.
4. Envy is a waste of time. You already have all you need.
5. Don't remind your partner with his/her mistakes of the past. That will ruin your present happiness.
6. Don't hate others, bcause life is too short to waste time hating anyone.
7. Realize that life is a school and you are here to learn. Problems are simply part of the curriculum that appear and fade away like mathematics class but the lessons you learn will last a lifetime.
8. Smile and laugh more, it makes u look better :)
9. You don't have to win every argument.







Society:
1. Call your family often.
2. Give something goods to others as often as possible.
3. Forgive everyone for everything.
4. Try to make at least 3 people around u to smile each day.
5. Spend your time more with your dad n mom, bcause u'll never know when they will gone.
6. Give your hand to people with age above 60 and under 10.
7. Your school/job won't take care of you when you are sick. Your friends will. Stay in touch..



Life:
1. Do the right thing!
2. Believe that GOD can heals everything.
3. However good or bad a situation is, it will change.
4. No matter how you feel, get up, dress up and show up.
5. The best is yet to come.
6. When you awake alive in the morning, thank GOD for it.
7. Your Inner most is always happy.


So, be happy!

Contoh Hard News

Pentingnya Pengetahuan Kanker Payudara di Kalangan Remaja

Jkt, 13/1 – “Diperkirakan sebanyak 10 dari 100.000 wanita Indonesia terkena penyakit kanker payudara pada tahun 2006”, ucap Cindy Silviana selaku Ketua Pink Power dalam konferensi pers yang diadakan pada hari Selasa (13/1) di Hotel Mulia, Jakarta.
Menurut Cindy, kanker payudara dapat disembuhkan jika mereka mendeteksi dini, tetapi 70% pasien terlambat deteksi dini. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya dan pencegahan kanker payudara. Hasil penelitian dari Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) mengatakan bahwa wanita yang berusia 30 tahun ke bawah sudah terancam kanker payudara, bahkan remaja yang berusia 14 tahun.
Karenanya, Pink Power membuat kampanye kanker payudara yang bertema Know Your Asset, Fight and Long Life! Tujuannya ialah untuk meningkatkan pengetahuan dan rasa kepedulian kaum muda terhadap kesehatan payudara mereka. “Mereka akan mendapatkan edukasi tentang bahaya, resiko, dan cara pencegahan kanker payudara”, ujar Cindy Silviana.
Ia juga memaparkan mengenai beberapa program yang telah disiapkan seperti Gerakan Jalan Sehat Bersama, Peluncuran Mobil Mammografi, Kerjasama dengan produk-produk kecantikan, serta mengadakan seminar dan ceramah di kampus-kampus daerah Jabodetabek.

How do movies or TV influence people's behavior?

Nowadays, movies or television is a very important thing in our life.
Go to cinema or watching television is not just a hobby, it become a needed for us.
For several reasons, both of them give bad and good aspects for people.

First of all, there are many violent and pornographic acts on television or movies. The children often watching television without accompany from their parents, so they can’t filter which behavior they can follow and which behavior they can’t follow. Sometimes they are having interpretation in it. An essay in myLot website says that movies and television can make people more violent. We can see actors were killed and not long ago we can see they come back in another movie. After watch that movie, we can forget that killing someone is permanent and it irreversible.

Secondly, watching movie or television can create mental and physical laziness because the entertaining part can make people over comfortable, so people can forget their obligation. Most of television target audiences are teenagers. They can become apathetic with their duty because the habit of human being is preferred to accept something more joyful than something more serious. So it becomes easier to influence them to watch movies or television.

In the other hand, television also has a lot of good aspects that can give positive impact for people behavior. We can reduce our stress by watching the television program because we can escape our own problems for a little while. Also, sometime movies give positive ways to resolve problems we all face.

The Theory of Organization

Organization theory is a modern theory of the firm which states that the goals and activities of a firm are the results of its organizational structure. Do, it an anthropology team that flattens some business that we called a formal organization, a social unit that voluntary designed or built to achieve an exact objective.As we all know that organization is elements that related with each other, so we can see that there are 3 way to test the relation between the organization, 3 from the essential of major theory school and the vision of the organization :

1. The classical school.
That asks for work separation and the number of the authority, the number of the member in each level and the specification of their each function. This theory emphasize almost all over the design and the structure of am organization, not the member. The first set is the outline of the organization. In the World War 1, this classic theory improved from the movement of science management. Where all the people been explained in rational creatures. The easiest economy is being motivated to work with a bonus system or something like that. All the science managers believe that the workers can be productive in improving the efficiency level to the max if they are being motivated enough with money. The classical theory is concerned almost entirely with the design and structure of organizations, not whit people. Classical theory evolved from the scientific management movement in which, man was described as a rational, economic being who can best be motivated to work as piecework systems, bonus systems, and cost-figuring systems.

2. The human relations.
That asks the social needs and psychological needs of the members, are there any informal group in that particular organization, which role that the member do for the organization. The human relations theory of organization asks such question as the following: what roles do people assume in the organization? What status relationship results from the various roles? What social and psychological needs do the people have?

3. The third school of thought.
That emphasize social system and the relation between divisions in particular organization. In this case, it asks that what is the key of an organization how is the dependence between each member. What is the relation of the organization with its environment? This theory is concerned with social systems and emphasizes the relationship of the parts to the whole organization. Commonly, questions asked by this approach: What are the key parts of the organization? How do they relate interdependently to each other? What processes in the organization facilitate these interdependent relationships? What are the main goals of the organization?

Proses Konversi RUU Pornografi

INPUT

Demand (Tuntutan)
Masyarakat menuntut agar RUU Pornografi segera disahkan karena makin hari semakin banyak efek negatif yang ditimbulkan dari maraknya pornografi. Mereka mempunyai alasan dan pendapat yang mereka yakini, contohnya 400 orang dari Aliansi Peduli dan Penyelamat Bangsa. Mereka berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/10). Mereka mendukung dan menuntut RUU Pornografi segera disahkan.

Contoh lain tuntutan dari masyarakat ialah adanya aksi demo yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa, pelajar, dan masyarakat pada hari Jumat (17/10). Mereka memblokade jalan untuk menuntut Rancangan Undang-Undang (RUU) Pornografi segera disahkan. Mereka beranggapan bahwa pornografi dan aksi porno yang dimuat media cetak dan elektronik adalah penyebab kehancuran moral bangsa. "Jangan sampai pornografi dan aksi porno di media dibiarkan begitu saja. Jangan biarkan orang lain menolak RUU Pornografi. DPR harus segera mengesahkan RUU Pornografi," kata Yulinar, Pengurus Salimah Bandar Lampung melalui pengeras suara.

Support
Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang muncul, sistem politik membutuhkan dukungan yang cukup. Seperti yang dapat kita lihat adanya dukungan dari lembaga-lembaga kemasyarakatan di Lampung yang menyampaikan orasi dukungan pengesahan RUU pornografi. Bahkan mereka menegaskan bahwa masyarakat Lampung sepenuhnya mendukung RUU Pornografi. RUU tersebut diharapkan mampu menjadi penjaga moral generasi bangsa yang saat ini telah diracuni dengan produk pornografi dan aksi porno. Mereka menyetujui agar RUU Pornografi disahkan menjadi sebuah produk undang-undang.

Selain itu, mahasiswa UIN, Jakarta juga melakukan aksi penggalangan dukungan pengesahan RUU Pornografi dengan cara menandatangani kain putih sepanjang 3 meter yang akan diserahkan kepada anggota dan pimpinan DPR sebagai simbol untuk segera mengesahkan RUU Pornografi.
Melihat banyaknya dukungan dari masyarakat, maka sistem politik dapat bertahan untuk berhadapan dengan tuntutan-tuntutan yang ada.


PROSES KONVERSI

Semua input yang masuk dalam sistem politik akan dibahas dan diproses secara mendalam sehingga dapat menghasilkan output untuk masyarakat. Namun kenyaatan yang terjadi ialah rancangan undang-undang (RUU) Pornografi tak juga rampung hingga kini dengan berbagai macam alasan. Salah satunya karna para wakil pemerintah yang sedianya membahas soal ini tak juga hadir ke gedung wakil rakyat di Senayan. Seharusnya, yang membahas RUU Pornografi ini ialah DPR bersama beberapa menteri yang terkait seperti Menag, Menkumham, Menkominfo, dan Menneg PP.

Tak heran, RUU tentang Pornografi yang mulai dibahas secara komprehensif pada pemerintah Presiden Megawati, sampai akhir pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono belum juga dapat diundangkan. Selain itu, tertatihnya proses pengundangan terhadap RUU yang semula bernama RUU Anti Pornografi Pornoaksi itu, disebabkan masih terdapatnya perbedaan persepsi di tengah masyarakat. Namun mulai ada titik terang, setelah sekian lama menjalani pembahasan, bulan Ramadhan 1429H Tim Panja DPR mulai melakukan uji publik terhadap naskah RUU tentang Pornografi di tiga propinsi yaitu, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku, dan yang keempat di DKI Jakarta. Di antara penolakan yang terjadi di masyakat itu, sebenarnya konsen terhadap masalah pornografi yang semakin mengkhawatirkan masih sangat tinggi.
Disamping itu, pemerintah tidak membedakan jenis-jenis pornografi sehingga ini bisa berimplikasi pada RUU yang akan dibuat. Sementara implikasi lain menurut salah satu Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini, “RUU Pornografi akan mengalami pergeseran yang akhirnya dapat menyebabkan permasalahan pornografi tidak dapat diberantas dengan kehadiran UU Pornografi ini”. Ia kemudian menaruh curiga, ada indikasi pihak-pihak yang tidak setuju dengan kehadiran RUU ini.

Seluk beluk suku Tionghoa di Indonesia

Suku bangsa Tionghoa di Indonesia adalah salah satu etnis yang sudah menjadi bagian Negara Indonesia. Bahkan, jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Mulai dari saat terbentuknya Republik Indonesia yang berhaluan Demokrasi Pancasila, maka sejatinya orang Tionghoa yang berkewarganegaraan Indonesia digolongkan menjadi salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia setingkat dan sederajat dengan suku-suku bangsa lainnya yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tionghoa di Indonesia merupakan keturunan dari leluhur mereka yang berimigrasi secara periodik dan bergelombang sejak ribuan tahun lalu. Catatan-catatan literatur Tiongkok menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuna di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di Tiongkok. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari Tiongkok ke Nusantara dan sebaliknya. Hal tersebut terjadi dimulai dari tahun 1880, yaitu adanya keinginan dari orang-orang di Tiongkok untuk terbebas dari kekuasaan dinasty dan membentuk suatu negara yang lebih demokratis dan kuat. Tokoh penggeraknya adalah Dr. Sun Yat-sen, yang merupakan Bapak Revolusi Tiongkok dengan mendirikan Republik China pada tahun 1911.

Pembicaraan mengenai Tionghoa di Indonesia biasanya meliputi orang-orang Tionghoa dalam politik, sosial dan budaya di Indonesia. Aspek Kehidupan yang paling signifikan adalah bisnis perdagangan yang mereka geluti. Sebagian besar masyarakat Tionghoa di Indonesia memang bergerak dalam bidang perdagangan. Bahkan, monopoli perdagangan di Indonesia bahkan dunia sudah dipegang oleh perusahaan Tionghoa. Di Indonesia sebut saja, jaringan Bisnis terkuat didominasi oleh PT SAMPOERNA, PT DJARUM, PT ARTHA GRAHA yang notabene kepemilikannya dipegang oleh orang-orang keturunan Tionghoa.

Saat ini kebudayaan Tionghoa merupakan salah satu pembentuk dan bagian integral yang tak terpisahkan dari kebudayaan nasional Indonesia sekarang ini. Kebudayaan Tionghoa di Indonesia walau berakar dari budaya leluhur, namun telah sangat bersifat lokal dan mengalami proses asimilasi dengan kebudayaan lokal lainnya. Akibat tekanan rezim Orde Baru, banyak dari antara orang Tionghoa telah menanggalkan nama aslinya dan menggunakan nama-nama lokal, meskipun secara diam-diam masih memakainya untuk kegiatan di kalangan mereka.

Salah satu warga keturunan Tioghoa yang berhasil kami wawancarai ialah Sukim Chandra. Ia seorang pria yang sudah berusia 55 thn. Ia mempunyai marga Tjen, jadi nama cina nya ialah tjen fan kong.
Sukim mengatakan bahwa pada rezim tersebut, masyarakat tionghoa seakan terabaikan dan menjadi kaum minoritas. Orang Tionghoa menjadi konotasi yang negative. Diskriminasi kental terasa pada saat itu. Contoh sederhananya adalah dalam hal pelayanan publik. Pembuatan KTP masih berstatus WNI keturunan, hal ini tentu saja menyusahkan dalam keseharian mereka. Hal yang paling terasa adalah ketika mencari pekerjaan. Etnis Tionghoa kerap dibelakangkan bahkan sama sekali tidak mendapat jatah dalam kursi PNS. Karena itu, masyarakat Cina cenderung membangun usaha sendiri dengan berdagang. Sifat ulet, hemat, dan teguh yang dimiliki etnis inilah yang menjadikan mereka berhasil seperti kebanyakan saat sekarang ini. Namun seiring berkembangnya era Reformasi sekarang ini, mereka tidak takut lagi menunjukkan jati dirinya. Masyarakat Indonesia secara keseluruhan juga mulai menerima dan menganggap bahwa etnis Tionghoa merupakan bagian dari bangsa Indonesia.

Kebudayaan-kebudayaan Tionghoapun perlahan mulai dikenal luas di Indonesia, seperti perayaan Imlek. Tahun Baru Imlek adalah salah satu hari raya Tionghoa tradisional, yang dirayakan pada hari pertama dalam bulan pertama kalender Tionghoa, yang jatuh pada hari terjadinya bulan baru kedua setelah hari terjadinya hari terpendek musim dingin. Namun, jika ada bulan kabisat kesebelas atau kedua belas menuju tahun baru, tahun baru Imlek akan jatuh pada bulan ketiga setelah hari terpendek. Pada tahun 2005 hal ini terjadi dan baru akan terjadi lagi pada tahun 2033.



Imlek dirayakan di seluruh dunia, termasuk di Pecinan di berbagai negara, dan merupakan hari raya terpenting bagi bangsa Tionghoa, dan banyak bangsa Asia Timur. Di Indonesia, selama 1965-1998, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek. Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 2002 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Mulai 2003, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional.
Sukim juga menjelaskan Hari besar bangsa Tionghoa lainnya, yang juga dikenal hangat di masyarakat adalah Cap Go Meh, melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Imlek bagi komunitas kaum migran Tionghoa yang tinggal di luar Tiongkok. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama. Saat itu juga merupakan bulan penuh pertama dalam Tahun Baru tersebut. Perayaan ini dirayakan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Di Taiwan ia dirayakan sebagai Festival Lampion. Di Asia Tenggara ia dikenal sebagai hari Valentine Tionghoa, masa ketika wanita-wanita yang belum menikah berkumpul bersama dan melemparkan jeruk ke dalam laut - suatu adat yang berasal dari Penang, Malaysia. Dalam perayaan ini juga dimeriahkan dengan atraksi barongsai.

Kesenian cina mulai berkembang lagi misalnya barongsai. banyak juga dijual kesenian2 yang berbau cina apalagi kalau menjelang tahun baru cina. Seperti yang diungkapkan oleh Sukim “Kalau tahun baru, orang yang lebih muda mengunjungi orang/ sanak keluarga yang lebih tua. Biasanya berkumpul di rumah tertua. malam sebelum tahun baru ada makan-makan di rumah, dan pada hari nya bagi-bagi angpao berisi uang. Orang yang memberi adalah orang yang sudah menikah atau sudah bekerja. Hidangan yang biasanya disantap waktu malam tahun baru adalah babi panggang, haisom, mi goreng, dan ada juga yang vegetarian setengah hari , hanya makan kuah yang berisi sayuran.”
Ia juga menjelaskan pada tradisi awalnya, perayaan imlek diisi dengan bersembahayang di Klenteng, Klenteng sendiri merupakan rumah Peribadatan agama Konghuchu, yang merupakan agama asli Tiongkok. Tetapi, dewasa ini masyarakat Tionghoa di Indonesia sebagian besar telah berpindah agama ke Kristen, Khatolik, maupun Islam yang merupakan agama mayoritas di Indonesia. Akan tetapi, Masyarakat Tionghoa Indonesia masih percaya akan kepercayaan mereka terhadap Dewi Kwan-in dan Konsep tiga alam.

Konsep tiga alam adalah inti dari kepercayaan tradisional Tionghoa. Leluhur orang Tionghoa percaya bahwa tiga alam ini mempunyai peranannya masing2 dalam menjaga keseimbangan alam semesta ini. Konsep tersebut meliputi, Alam Langit adalah menunjuk pada alam yang didiami dan menjadi tempat kegiatan para raja Langit. Selanjutnya adalah Alam Bumi adalah menunjuk pada bumi tempat kita berada, yang menjadi tempat tinggal dan tempat kegiatan dari seluruh makhluk hidup. Dan yang terakhir adalah Alam Baka adalah menunjuk pada alam di bawah bumi ataupun alam sesudah kematian, yaitu alam yang menjadi tempat domisili dan kegiatan dari roh dan hantu dari manusia setelah meninggal dunia. Seperti halnya suku bangsa lain di Indonesia yang masih kental dengan kepercayaan nene moyang, masyarakat Tionghoa juga tetap berpegang teguh terhadap kepercayaan mereka tersebut demi menselaraskan kehidupan mereka di Dunia.

Masyarakat Tionghoa di Indonesia sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia, meskipun pada komunitasnya bahasa Mandarin ataupun Bahasa “Khek” kerap digunakan. Tetapi seiring perkembangan zaman, bahasa Mandarin mulai berkurang. Malahan tidak jarang generasi-generasi terakhir bahkan tidak bisa menggunakan bahasa Mandarin. Sukim55 mengatakan” Sehari-hari kita ketemu orang, lebih banyak pribumi, karena itu bahasa ‘Khek’ tidak begitu familiar, khususnya di generasi muda kami. Mereka harus banyak belajar kepada Orang tua”
Etos kebudayaan lain yang dikenal akrab adalah Feng-shui, feng- shui adalah ilmu topografi kuno Tiongkok yang mempercayai bagaimana manusia dan Surga (astronomi), dan Bumi (geografi), hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki hidup dengan menerima Qi positif. Qi terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat. Qi baik disebut juga nafas kosmik naga. jenis Qi ini dipercaya sebagai pembawa rejeki dan nasib baik. namun ada pula Qi buruk yang disebut Sha Qi pembawa nasib buruk. terdapat berbagai aliran feng Shui, di antaranya adalah Bintang terbang, hong sui ini meliputi berbagai aspek dalam kehidupan manusia, seperti tata ruang, meramal nasib, percintaan, karier, kesehatan, semua itu berhubungan dengan pencarian “Hoki” yang berarti keujuran. Tetapi Banyak juga yang tidak terlalu percaya dengan mitos- mitos seperti itu sekarang ini.seperti yang diakui oleh Sukim55” sekarang kepercayaan pada mitos sudah kian pudar, seiring semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, yang terpenting adalah hidup lurus, aman, dan jujur.”

Yang tidak kalah popular adalah teknik pengobatan china yang terkenal manjur. Pengobatan ini semakin berkembang di Indonesia, salah satu contohnya adalah Akupuntur. Akupuntur adalah teknik pengobatan yang menggunakan semacam jarum tipis yang akan ditusukan ke titik-tik saraf tubuh. Lalu pada titik ituakan dipanaskan, bias dengan pemanas biasa ataupun dengan gelombang elektromagnetik. Pada akupuntur tidak hanya pengobatan menggunakan jarum, tetapi juga dikombinasikan dengan ramuan-ramuan herbal yang diramu oleh seorang Tabib( mantridalam kebudayaan china).
Jika kita masih ingin menggali etos kebudayaan Tionghoa sungguh tak akan ada habisnya mengingat begitu banyak dan beragam kebudayaan Tionghoa itu sendiri. Hal-hal yang diungkapkan diatas merupakan sebagian kecil dari etos kebudayaan Tionghoa dewasa ini, khususnya di Indonesia. Tersebarnya keturunan Tionghoa di Indonesia akan mempengaruhi perkembangan kebudayaan yang mungkin akan terjadi seiring dengan akulturasi dengan adapt local yang tidak dapat dihindari. Sebagai kaum muda Indonesia, keberadaan Etnis Tionghoa haruslah disamakan Hak dan Kewajibannya, sebagai Bangsa Indonesia


Kesimpulan

Setelah melakukan wawancara dan observasi terhadap masyarakat Tionghoa, penulis menarik beberapa kesimpulan yang dapat digunakan sebagai bahan pembahasan, antara lain :
Kebudayaan masyarakat Tioghoa saat ini sudah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia, dikarenakan masyarakat Tionghoa merupakan bagian dari warga negara Indonesia. Beberapa kebiasaan dan perilaku mereka bahkan telah mengakar dalam diri masyarakat Indonesia, seperti mata pencharian berdagang, menggunakan tekhnik akupuntur untuk berobat, memberikan angpao (uang atau “salam tempel”) kepada yang belum menikah, serta banyak lainnya.

· Keberadaan mereka telah diakui dan diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Terlebih, semenjak dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 2002 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Pemerintah pun mulai menerima warga Negara yang berketurunan Tionghoa dalam parlemennya. Jadi dapat kita katakan bahwa saat ini masyarakat Tionghoa sudah tidak lagi mengalami diskriminasi.

Saran

Sementara itu, saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk dapat dijadikan bahan pemikiran ialah betapa indahnya Indonesia jika warga Negara yang terdiri dari beragam suku di dalamnya dapat hidup dengan tentram. Alangkah baiknya jika kita yang memiliki beragam kebudayaan dapat hidup berdampingan tanpa harus saling mempengaruhi serta menjelek-jelekkan satu sama lain.

Langkah yang tepat ialah mempelajari setiap budaya yang ada serta mengambil sisi positifnya. Kebiasaan-kebiasaan baik yang terdapat dalam kebudayaan Tionghoa dapat kita tiru guna menambah kebudayaan Indonesia. Selain itu, dengan mengetahui tentang seluk-beluk budaya Tionghoa tentunya akan menambah ilmu pengetahuan bagi setiap orang yang mempelajarinya.